Kapal Yang Hampir Tenggelam

Ada sebuah kapal lintas negara yang hampir tenggelam. Untuk memperlambat waktu tenggelam nahkoda kapal memerintahkan para penumpangnya agar membuang barang-barang bawaan mereka yang dirasa tidak berguna. Dan semua penumpangpun melaksanakkan perintah nahkoda tersebut. Tetapi ada tiga penumpang dari tiga negara berbeda yang menarik pehatian nahkoda tersebut. Penumpang tersebut yaitu penumpang dari Singapura, Indonesia dan Malaysia.

Penumpang dari Singapura membuang laptop dan kamera digital. Karena tertarik Nahkoda tersebut bertanya “Mengapa barang yang kamu pilih untuk dibuang laptop dan kamera?”. orang tersebut menjawab “Barang seperti ini di negara saya banyak, murah, dan mudah didapat”. Dan nahkodapun mengangguk-angguk tanda mengerti.

Lalu orang kedua yang membuang barang bawaannya adalah orang Indonesia. Orang Indonesia tersebut melepas baju batiknya dan membuangnya kelaut. Seperti yang nahkoda tanyakan pada orang pertama, “Kenapa kau mmbuang bajumu?”.©lalu Saudara kita yang berasal dari indonesia ini menjawab “baju batik seperti yang saya pake ini di negara saya banyak, murah dan mudah didapat.”. “o…..” tukas nahkoda.

lalu giliran orang ke tiga untuk membuang barang bawaannya. Akan tetapi orang ini terlihat santai-santai saja, dan tidak terlihat membawa barang apapun seakan tidak mengindahkan perintah nahkoda. Tanpa pikir panjang nahkoda tersebut menghampirinya dan bertanya bertanya, “kanapa kau tidak membawa apa-apa? barang apa yang akan kau buang?”. Lalu tiba-tiba orang Malaysia tersebut mendekap orang Indonesia dan menceburkannya ke laut. Dengan penuh keheranan nahkoda kapal tersebut bertanya “Apa yang kamu lakukan?!! kenapa kau membuangnya?”. Lalu dengan nada santai orang Malaysia tersebut menjawab “Yang kubuang tadi adalah pembantuku. Di negaraku barang tersebut banyak, murah, dan mudah didapat”

Artikel diatas pertamakali saya baca disebuah Koran di kota solo, dan artikel ini ditulis oleh (maaf, saya lupa namanya) salah satu dosen STAIN.

Tidak dapat dipungkiri, kita yang dulu derajatnya lebih tinggi dari pada malaysia sekarang keadaan berbalik 180 derajat.

Beda dahulu beda pula sekarang. masih dapat diingat, orang-orang kita (orang Indonesia) sudah sejak dahulu didatangkan oleh orang Malaysia ke negaranya. Tapi keadaan dahulu sangat berbeda dengan keadaaan sekarang. Kalo dulu orang Indaonesia didatangkan ke Malaysia berstatus sebagai guru, tetapi kalo sekarang -tetap sama- orang kita didatangkan ke Malaysia, tapi sebagai babu.

Dua kata tersebut tidak jauh beda dari segi jumlah suku kata dan pengucapannya, tetapi nilai dari kedua kata benda tersebut sungguh berbeda. Bayangkan saja, dari guru menjadi babu!!!

Sudah saatnya kita menilik apa yang salah pada kita sehingga terjadi hal seperti ini. Sudah waktunya kita mengkoreksi diri agar keadaan yang seperti ini tidak terus berlangsung atau bahkan bertambah parah.

Banyak warga Indonesia yang telah menjadi korban arogansi bangsa Malaysia. Tidak dua ato tiga korban yang telah diniyaya. Di televisi sangat sering kita saksikan berita penganiyayaan TKI asal Indonesia, ato berita dikoran tentang tenaga kerja asal Indonesia yang nekat mencoba bunuh diri karena sudah tidak tahan atas penyiksaan majikannya, ato berita kepulangan TKI Indonesia yang pulang tinggal nama ato dengan tubuh penuh dengan bekas setrika.

Tidak berhenti sampai disitu saja, Persoalan Ambalat….

Sipadan…

Ligitan…

Saya menulis artikel seperti ini tidak bermaksud mengadu domba atau menjelek2kan salah satu pihak (takut dicekal kaya bu Prita), tapi saya berharap tulisan saya ini bisa memberi motivasi bagi teman-teman yang membaca tulisan ini..

Kita bukan tidak bisa berbuat apa2, kita bisa mengubah segala. Masalah tidak terselesaikan dengan kita berkomentar, dengan kita mencemoh (seperti saya), tapi masalah akan terselesaikan dengan kita berbuat, berbuat apapun, sekecil apapun, asalkan berguna. Menjadi pahlawan sesuai bidangnya masing-masing, yang suka berinternet silakan gunakan internet secara tanggungjawab, yang suka nge-blog silhan nge-blog yng bertanggung jawab, posting sesuatu yang bermanfaat, yang dosen silakan mengajar dengan tanggung jawab, yang mahasiswa jadilah mahasiswa yang bertanggung jawab.

Tidak akan sia-sia kalo kita melakukan yang berguna.

sekecil apapun, semuanya.